Oleh Dessy Astuti
Ilustrasi oleh Dessy Astuti
Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61
negara dalam kategori minat baca, berdasarkan studi “Most Littered Nation In
The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University, pada Maret
2016 lalu. Rendahnya minat baca disebabkan beberapa faktor, salah satunya
adalah perkembangan teknologi.
Pada
umumnya, media literasi untuk membaca ialah berupa buku cetak yang biasa
dijumpai di toko buku. Namun seiring berkembangnya teknologi, buku cetak mulai
tergeser dengan buku digital yang dapat diunduh dan dibaca lewat smartphone.
Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh Koran Kota kepada 100 responden dengan rentang usia
17-25 tahun melalui google form, sebanyak 38% responden sangat suka membaca buku; 56% responden biasa saja atau tidak
terlalu gemar membaca buku; dan 6% responden tidak suka membaca buku.
Dari 3
pilihan yang diberikan, responden yang suka membaca buku tapi tidak gemar
membaca buku menduduki peringkat pertama, hal tersebut didukung oleh fakta
bahwa 76% responden membaca buku kurang dari 5 kali dalam satu minggu.
Selain itu, jenis media literasi yang biasa digunakan
responden yaitu sebanyak 25% responden dari toko buku; 19% responden dari
aplikasi buku; 52% responden dari internet; dan 4% responden dari sumber
lainnya. Internet menjadi sumber media literasi terbanyak daripada yang lain. Namun
tetap saja, responden masih
tidak terlalu sering membaca meskipun Internet sebagai pilihan terbanyak. Hal
tersebut didukung dengan fakta bahwa sebanyak 66% responden jarang membaca
melalui internet atau aplikasi buku.
Lantas bagaimana pengaruh media literasi
terhadap minat baca masyarakat?
Kesimpulan dari survei yang ada menyatakan bahwa media
literasi tidak terlalu mempengaruhi minat baca masyarakat.
Buku cetak dapat
dirasakan oleh indra penciuman dan sentuhan, namun memiliki usia terbatas dan
harga yang sesuai proses penerbitan. Sedangkan buku digital sangat praktis dan
efektif, namun memerlukan perangkat yang layar digitalnya dapat mempengaruhi
kesehatan.
Mengingat kedua media literasi memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Semua kembali kepada selera, mau membaca dengan
buku cetak atau buku digital.
Gunakan sesuai kebutuhan jika memang dapat
meningkatkan minat membaca oleh sebab salah satu dari keduanya, tentu tidak
jadi masalah. (DA)
2 Komentar
Sebenernya lebih suka baca buku fisik. Tapi kadant harus nabung dulu. Dan sekarang udah ada gadget yang memudahkan segalanya.
BalasHapusSemua kembali lagi pada kenyamanan ya. dan pastinya segala pilihan ada positif dan negatifnya. salam literasi!
Hapus