Kisah Devina Sang Penari Menginspirasi

Foto Dokumentasi Pribadi



Devina Kurnia Sari, mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta ini merupakan seorang penari yang lahir dari Sanggar Ayodya Pala. Devina memiliki kisah, awal memasuki dunia perkuliahan, Devina sempat keteteran membagi waktu antara kuliah dan mengajar. 

Hal tersebut mengakibatkan Devina selalu mengantuk di kelas karena jadwal mengajar tari yang hampir dilakukan setiap hari. Belajar dari kesalahan, Devina pun memperbaiki semuanya. Ia mulai mengatur waktunya dengan baik. Membagi waktu untuk kuliah dan mengajar.  Kuliah ia lakukan mulai dari Senin hingga Jumat, sedangkan mengajar ia lakoni mulai Jumat hingga Minggu. Di hari Jumat, ia akan mengajar satu kali setelah sepulang kuliah. Pada hari sabtu ia mengajar dua pertemuan dan pada hari minggu ia mengajar tiga pertemuan sekaligus.

Perempuan yang menyukai tari jaipong ini selalu memiliki jawaban tersendiri jika ditanya lebih suka menari atau mengajar tari. Baginya, kedua hal tersebut sangatlah berbeda.

"Kalau nari untuk acara gitu capek. Butuh waktu banyak. Perjalanan pulang pergi 2 jam, make up 3 jam, nunggu 1 jam, eh pas tampil cuma beberapa menit doang. Beda kalau mengajar, dengan waktu 2 jam sudah bisa berbagi ilmu tari ke anak-anak," jelas Devina sambil merapihkan posisi duduknya.

Devina sudah mengalami asam garam kehidupan dalam dunia tari. Baginya saat ia menari dan mengajar adalah hal yang berbeda. Ia menari bukan untuk menghibur para mata yang melihat, ia menari untuk diri sendiri sebagai wujud kepercayaan diri. Berbeda dengan mengajar, dari menjadi pelatih tari ia belajar memahami orang lain.

"Saya selalu berharap ilmu yang saya sampaikan untuk murid-murid bisa membentuk mereka menjadi  lebih berprestasi dan bisa menginspirasi. Tujuan mengajar tari ya memang karena ingin menginspirasi orang lain. Apalagi kalau murid-murid yang saya ajar bisa memiliki pencapaian lebih dari saya. Wah suatu kebanggan," tutur Devina dengan wajah antusias.

Lewat tari, Devina memaknai kehidupan seperti gerak, irama, dan rasa yang harus selalu berpadu agar tarian dapat menjadi lebih bermakna. Begitu pun hidup, apapun yang dialami dan diterima Devina tak serta merta ditelan begitu saja. Ia selalu memadukan dan memilah mana yang terbaik baginya.

Berbekal dari ilmu tari yang Devina punya. Ia memiliki segudang prestasi di dunia tari, diantaranya selalu menjuarai lomba tari pada saat SMA, tujuh kali berturut-turut berada pada posisi pertama di ujian kenaikan tingkat sanggar Ayodya Pala, mewakilkan kota Depok sampai final Jawa Barat di FL2SN, mewakili kota depok di Jambi dan Malang pada acara APEKSI, dan terakhir mewakili Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia dalam Festival Pertukaran Budaya Antar Negara 2017.

Melalui dunia tari yang Devina tekuni. Anak kedua dari dua bersaudara ini berhasil memiliki penghasilan sendiri yang mampu untuk membiayai kuliahnya hingga memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

"Saya tinggal cuma sama Ibu dan Kakak, sejak mengajar tari alhamdulillah bisa mengurangi beban keuangan. Sekarang semuanya sendiri, tidak bergantung lagi," ujar Devina yang diakhiri dengan senyuman tulus diwajahnya. (DA)

Posting Komentar

3 Komentar