Fakta Sumpah Pemuda, Milenial Harus Tahu!

Oleh Dessy Astuti

Freepik.com

Indonesia memiliki banyak peristiwa penting yang tercatat dalam sejarah, sumpah pemuda salah satunya. Diperingati tiap 28 Oktober, Sumpah pemuda lahir dari Kongres Pemuda II di Jakarta pada 27—28 Oktober 1928.

Hari tersebut menjadi salah satu tonggak lahirnya kemerdekaan indonesia. Namun, masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui hal tersebut. Berikut fakta sejarah sumpah pemuda yang harus diketahui oleh para generasi muda masa kini.

Peserta Yang Hadir

Jumlah peserta yang hadir saat itu ialah 700 orang dengan hanya dihadiri oleh 6 orang perempuan saja, sisanya laki-laki. Yaitu Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari.

Tak hanya itu, kongres juga dihadiri dari berbagai organisasi, seperti Jong Java, Jong Soematra, Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, Jong Ambon, dan Perhimpoenan Peladjar-peladjar Indonesia (PPPI), serta utusan golongan timur asing Tionghoa.

Naskah Sumpah Pemuda

Dalam kongres tersebut, Mohammad Yamin merumuskan Ikrar Pemuda. Kemudian dibacakan oleh Soegondo Djojopoespito selaku kepala kongres dan disahkan sebagai Sumpah Pemuda. Berikut isi naskah sumpah pemuda.

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.


Tidak Memiliki Nama

Saat kongres berlangsung, rumusan yang ditulis oleh Mohammad Yamin itu tidak disebut sebagai Sumpah Pemuda. Istilah Sumpah Pemuda baru muncul setelah kongres berlangsung beberapa hari.

Menggunakan Bahasa Belanda

Saat kongres berlangsung, bahasa yang digunakan didominasi oleh bahasa belanda. Bahkan notulensi rapat pun ditulis dalam bahasa belanda. Meski begitu, Mohammad Yamin selaku sekretaris sidang mahir berbahasa melayu dan sebagai penerjemah pula.

Museum Sumpah Pemuda

Rumah yang dijadikan untuk kongres di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat, resmi menjadi cagar budaya dan museum pada 1972 dan diberi nama "Museum Sumpah Pemuda". Museum tersebut dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Itulah fakta dari sejarah sumpah pemuda yang harus diketahui oleh para generasi muda. Selain untuk menambah wawasan, mengetahui sejarah juga dapat menambahkan rasa cinta terhadap tanah air. 

Posting Komentar

0 Komentar